Sudah sering mendengar tentang Lawang Sewu, bukan? Lawang Sewu adalah sebuah bangunan kuno yang terletak di pusat kota Semarang, tepatnya di bundaran Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah. Bangunan yang konon adalah tempat terangker di Semarang termasuk peninggalan zaman penjajahan Belanda ini masih memiliki arsitektur kuno dengan banyak pintu dan jendela yang besar. Karena itulah bangunan ini disebut Lawang Sewu yang dalam bahasa Indonesia berarti seribu pintu.
Lawang Sewu disebut-sebut sebagai tempat terangker di Semarang karena banyaknya korban yang jatuh pada masa Pertempuran Lima Hari di Semarang pada 1945. Seringnya terjadi "penampakan" di area bangunan ini pun semakin mengukuhkan Lawang Semu sebagai tempat terangker dan dijadikan sebagai tempat syuting beberapa tayangan misteri di stasiun televisi.
Selain itu, banyak berita tentang penampakan yang terjadi di Lawang Sewu, seperti munculnya bayangan putih berupa sosok manusia di foto-foto yang dibuat pengunjung yang datang berwisata ke Lawang Sewu. Sosok gaib yang muncul di kamera saat tayangan misteri semakin membuat bulu kuduk merinding saat mendengar nama Lawang Sewu.
Belum lagi kondisi bangunan yang memang dibiarkan apa adanya dan jarang direnovasi oleh pemerintah daerah setempat serta keadaan bangunan yang gelap, semakin membuat tempat ini berkesan menakutkan. Di Lawang Sewu ditemukan pula banyak ruangan-ruangan kecil seperti kamar-kamar hotel pada umumnya.
Menurut sejarah, pada masa penjajahan dahulu, Lawang Sewu merupakan kantor dari NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij). Setelah Indonesia merdeka, Lawang Semu juga sempat difungsikan sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia. Selain itu, pernah pula digunakan sebagai kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/ Diponegoro).
Tempat Terangker di Semarang: Mengenal Lawang Sewu dan Sejarahnya
Benarkah Lawang Sewu Tempat Terangker di Semarang?
Tempat Terangker di Lawang Sewu: Ruang Bawah Tanahnya?
Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 – 1907. Bangunan ini awalnya didirikan sebagai kantor NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij). Lawang Sewu terletak di Semarang, tepatnya di bundaran Tugu Muda. Meski pintunya tidak sampai seribu, tetapi masyarakat sekitar menyebut bangunan ini Lawang Sewu yang artinya Seribu Pintu.
NIS adalah perusahaan kereta api swasta asal Belanda. Perusahaan ini awalnya melaksanakan segala kegiatan administrasi perkantoran di Stasiun Samarang. Akan tetapi seiring dengan tumbuh pesatnya jaringan perkeretaapian, NIS membutuhkan tenaga pegawai yang lebih banyak dan bangunan yang lebih luas dan representatif. Akhirnya dibangunlah Lawang Sewu pada 27 Februari 1904.
Kantor NIS ini didesain oleh Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B. J. Ouendag sebagai arsiteknya. Keduanya berasal dari Amsterdam. Seluruh perencanaan dibuat di Belanda, setelah matang barulah gambar-gambar desain bangunan dibawa ke Semarang. Meski mulai dibangun pada tahun 1904, denah bangunan sudah selesai setahun sebelumnya, yakni pada tahun 1903.
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, bangunan berlantai dua ini dialihfungsikan menjadi kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia atau DKARI yang saat ini dikenal sebagai PT Kereta Api Indonesia. Bangunan ini juga sempat digunakan menjadi kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro). Kementerian Perhubungan wilayah Jawa Tengah pun pernah menggunakan gedung ini sebagai Kantor Wilayah (Kanwil)-nya.
Gedung tua nan misterius ini memang bersejarah. Di masa perjuangan melawan penjajah pun Lawang Sewu pernah menjadi lokasi pertempuran antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api dan penjajah Jepang. Mengingat sejarahnya yang panjang dan peranannya yang signifikan dalam sejarah tanah air, bangunan ini pun dijadikan salah satu bangunan kuno yang patut dilindungi.
Konservasi dan revitalisasi terus dilakukan oleh pemerintah Semarang. Masyarakat diperbolehkan berkunjung ke sana untuk melakukan wisata sejarah sekaligus mengagumi arsitektur gedung yang indah. Namun rupanya kisah-kisah mistis mulai membalut bangunan tua ini semenjak dijadikan tempat wisata sejarah. Kesan kuno, luas, dan dingin memang membuat kebanyakan pengunjung merinding saat memasuki bangunan tua ini.
Sebagai salah satu tujuan wisata di kota Semarang, banyak para wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang mengunjungi tempat ini, namun tidak mengalami kejadian apa pun yang mengerikan. Selain itu, bangunan kuno ini juga sering digunakan sebagai tempat pameran, peragaan busana dan sebagai tempat kumpul-kumpul para kawula muda di kota Semarang. Ini membuktikan bahwa Lawang Semu tidaklah seseram dan semengerikan cerita-cerita yang sudah beredar selama ini.
Mungkin saja cerita misteri dan berita Lawang Sewu sebagai tempat terangker di kota Semarang ini dimanfaatkan sebagai pemancing rasa penasaran para penggemar misteri dan menjadi daya tarik agar para wisatawan dari luar daerah berkunjung ke Lawang Sewu. Beberapa wacana untuk memanfaatkan tempat ini sering tercetus. Namun mengingat bentuk ruangan yang ada di bangunan ini yang seperti kamar-kamar, diperlukan renovasi besar-besaran, yang selain memerlukan dana yang besar juga akan mengubah bentuk bangunan kuno ini secara keseluruhan.
Jika dijadikan hotel, kamar-kamar yang terlalu kecil akan membuat pengunjung yang menginap menjadi kurang nyaman. Jika dimanfaatkan untuk pusat pertokoan atau perbelanjaan, maka sekat-sekat ruangan banyak yang harus dirobohkan. Sehingga wacana untuk memanfaatkan bangunan Lawang Sewu sebagai tempat komersial pun berguguran satu per satu.
Namun, peruntukan yang cocok bagi Lawang Sewu adalah menjadikannya museum bersejarah yang memajang artikel dan gambar-gambar pada masa perjuangan. Melengkapinya dengan barang-barang bersejarah peninggalan zaman perang dan membukanya untuk umum. Dengan demikian, Lawang Sewu benar-benar bisa bermanfaat sebagai tempat wisata sekaligus tempat belajar dan mengenal sejarah perjuangan bangsa.
Meski banyak yang menyangkal keangkeran Lawang Sewu, kisah demi kisah misterius yang membuat bulu kuduk merinding terus bermunculan dari para pengunjung gedung tersebut. Konon, tempat yang paling angker di gedung tua ini adalah ruang bawah tanahnya. Beberapa pengunjung mengaku telah melihat penampakan ganjil atau mendengar suara-suara menyeramkan di sana. Inilah salah satu kisah misteri ruang bawah tanah Lawang Sewu:
Cerita tersebut hanyalah satu dari sekian banyak cerita yang menyebutkan bahwa ruang bawah tanah Lawang Sewu adalah tempat terangker di sana. Anda boleh percaya atau tidak. Namun beranikah Anda membuktikannya sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar